SIFAT – SIFAT GELOMBANG
A. Gelombang Memiliki Karakteristik (Ciri -
Ciri) Secara Umum :
1. Dapat Dipantulkan atau Dicerminkan (Refleksi)
Peristiwa
pemantulan gelombang ini telah Anda kenal pada saat mempelajari optik geometri.
Di kelas X. Pada peristiwa ini berlaku Hukum
Pemantulan menurut Snellius.
2. Dapat Dibiaskan (Refraksi)
2. Dapat Dibiaskan (Refraksi)
Pembiasan
dapat terjadi ketika gelombang melewati dua medium yang berbeda.
3. Dapat Dilenturkan (Difraksi)
3. Dapat Dilenturkan (Difraksi)
Difraksi
(lenturan) terjadi ketika gelombang melewati sebuah celah sempit. Peristiwa ini
akan dibahas lebih lanjut pada pokok bahasan selanjutnya tentang Gelombang Cahaya.
4. Dapat Digabungkan atau Dipadukan (Interferensi)
akan dibahas lebih lanjut pada pokok bahasan selanjutnya tentang Gelombang Cahaya.
4. Dapat Digabungkan atau Dipadukan (Interferensi)
Interferensi
gelombang terjadi ketika ada dua buah gelombang yang bersatu (berpadu) sehingga
menghasilkan pola interferensi maksimum dan minimum. Peristiwa ini akan dibahas
lebih lanjut pada pokok bahasan selanjutnya tentang Gelombang Cahaya.
5. Dapat Dikutubkan (Polarisasi)
5. Dapat Dikutubkan (Polarisasi)
Polarisasi
adalah peristiwa terserapnya sebagian atau seluruh arah getar gelombang.
Peristiwa polarisasi ini hanya terjadi pada gelombang transversal. Lebih lanjut
dibahas pada pokok bahasan selanjutnya tentang Gelombang Cahaya.
6. Dapat Diuraikan (Dispersi)
6. Dapat Diuraikan (Dispersi)
Mengapa
dinding sekolah berwarna hijau? Mengapa langit berwarna biru? Hal ini karena
cahaya matahari mengalami gejala dispersi. Cahaya matahari yang Anda lihat
berwarna putih, sebenarnya terdiri atas sinar-sinar merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, ungu. Ketika Anda melihat dinding sekolah berwarna hijau,
artinya dinding sekolah memiliki kemampuan untuk memantulkan pigmen warna
hijau, dan menyerap warna selain hijau
Demikian juga yang terjadi ketika langit tampak berwarna biru. Ketika Anda melihat whiteboard berwarna putih, artinya seluruh pigmen warna dipantulkan ke mata kita, dan ketika papan tulis berwarna hitam, artinya seluruh pigmen warna diserap oleh papan tulis (tidak ada pigmen warna yang dipantulkan).
Demikian juga yang terjadi ketika langit tampak berwarna biru. Ketika Anda melihat whiteboard berwarna putih, artinya seluruh pigmen warna dipantulkan ke mata kita, dan ketika papan tulis berwarna hitam, artinya seluruh pigmen warna diserap oleh papan tulis (tidak ada pigmen warna yang dipantulkan).
B. Sifat - Sifat dari Gelombang Bunyi
1. Gelombang Bunyi Memerlukan Medium Dalam Perambatannya
Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka
dalam perambatannya bunyi memerlukan medium. Hal ini dapat dibuktikan saat
dua orang astronout berada jauh dari bumi dan keadaan dalam pesawat dibuat
hampa udara, astronout tersebut tidak dapat bercakap-cakap langsung tetapi
menggunakan alat komunikasi seperti telepon. Meskipun dua orang astronout
tersebut berada dalam satu pesawat. Kemampuan medium untuk menggetarkan
partikel berbeda – beda bahkan ada medium yang dapat meredam bunyi, misalnya
air.
2. Gelombang Bunyi Mengalami Pemantulan (Refleksi)
Salah satu sifat gelombang adalah
dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi juga dapat mengalami hal ini. Hukum pemantulan gelombang: sudut
datang = sudut pantul juga berlaku pada gelombang bunyi. Hal ini
dapat dibuktikan bahwa pemantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat
menimbulkan gaung. Yaitu sebagian bunyi pantul bersamaan
dengan bunyi asli sehingga bunyi asli terdengar tidak jelas. Untuk
menghindari terjadinya gaung maka dalam bioskop, studio, radio, televisi,
dan gedung konser musik, dindingnya dilapisi zat peredam suara yang
biasanya terbuat dari kain wol, kapas, gelas, karet, atau besi.
3. Gelombang Bunyi Mengalami Pembiasan (Refraksi)
Salah satu sifat gelombang
adalah mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan dalam
kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih
keras daripada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari
udara lapisan atas lebih dingin daripada di lapisan bawah. Karena cepat
rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada suhu panas maka
kecepatan bunyi di lapisan udara atas lebih kecil daripada di lapisan
bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan
bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari
bunyi petir merambat dari lapisan udara atas ke lapisan udara bawah.
Jika bunyi datangnya merambat
vertikal ke bawah, pada malam hari, arah rambat bunyi dibiaskan mendekati garis
normal. Sebaliknya, pada siang hari arah rambat bunyi dibiaskan menjauhi garis
normal. Sesuai dengan hukum pembiasan gelombang bahwa gelombang datang dari
medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan dibiaskan mendekati garis normal
atau sebaliknya.
4. Gelombang Bunyi Mengalami Pelenturan (Difraksi)
Gelombang bunyi sangat mudah mengalami
difraksi karena gelombang bunyi di udara memiliki panjang gelombang dalam
rentang sentimeter sampai beberapa meter. Difraksi adalah peristiwa pelenturan
gelombnag ketika melewati celah, yang ukuran celahnya se- orde dengan panjang
gelombangnya. Seperti yang kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih
panjang akan lebih mudah di difraksikan. Peristiwa difraksi terjadi
misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil di tikungan jalan walaupun
kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi di
pinggir tikungan.
5. Gelombang Bunyi Mengalami Perpaduan (Interferensi)
Gelombang bunyi mengalami gejala
perpaduan gelombang atau interferensi, yang dibedakan menjadi dua
yaitu interferensi konstruktif atau penguatan bunyi dan interferensi destruktif atau
pelemahan bunyi. Misalnya waktu kita berada diantara dua buah loud-speaker
dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir sama maka kita akan
mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.
6. Gelombang
Bunyi Mengalami Pelayangan Bunyi
Interfensi yang ditimbulkan dari dua gelombang bunyi dapat
menyebabkan peristiwa pelayangan bunyi, yaitu penguatan dan pelemahan bunyi.
Hal tersebut terjadi akibat superposisi dua gelombnag yang memiliki frekuensi
yang sedikit berbeda dan merambat dalam arah yang sama. Jika kedua gelombang
bunyi tersebut merambat bersamaan, akan menghasilkan bunyi paling kuat saat
fase keduanya sama. Jika kedua getaran berlawanan fase, akan menghasilkan bunyi
paling lemah.
C. Sifat
- Sifat dari Gelombang Cahaya
1. Gelombang Cahaya Mengalami Interferensi
Gelombang cahaya seperti
halnya gelombang bunyi yaitu dapat berinteferensi. Untuk mendapatkan
inteferensi cahaya pun diperlukan sumber cahaya yang koheren, yaitu sumber
cahaya yang memiliki frekuensi sama, dan beda fase tetap. Sumber cahaya yang
koheren dapat diamati dari percobaan yang dilakukan oleh Young dan Fresnell.
Interferensi cahaya dapat menghasilkan pola gelap terang. Pola gelap dihasilkan
dari interferensi destruktif (saling melemahkan) akibat penggabungan dua
gelombang yang memiliki fase berlawanan. Pola terang dihasilkan dari
interferensi konstruktif (saling menguatkan) akibat penggabungan dua gelombang
yang memiliki fase yang sama.
2. Gelombang Cahaya Mengalami Difraksi
Difraksi gelombang adalah
proses pembelokan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah
atau sudut penghalang yang menghalangi sebagian muka gelombang. Difraksi cahaya
juga terjadi pada celah sempit yang terpisah sejajar satu sama lain pada jarak
yang sama. Celah sempit itu disebut kisi difraksi. Semakin banyak celah pada
sebuah kisi, semakin tajam pola difraksi yang dihasilkan pada layar. Difraksi
maksimum terjadi jika pada layar tampak garis – garis terang. Pola difraksi
yang dibentuk juga oleh sebuah celah bulat terdiri atas bentuk terang pusat
yang dikelilingi cincin terang dan gelap.
3. Gelombang Cahaya Mengalami Polarisasi
Polarisasi adalah proses
penyaringan arah getar suatu gelombang. Alat untuk meyaring arah getar ini
disebut polaroid. Salah satu contohnya
adalah kristal. Polarisasi juga terdapat pada pemantulan dan pembiasan, dan
pada pembiasan ganda. Penyerapan dan pemantulan kembali cahaya oleh partiket
disebut hamburan. Jika cahaya tidak terpolarisasi datang pada suatu medium
(gas), cahaya yang dihamburkan dapat terpolarisasi sebagian atau seluruhnya.
Arah polarisasi sedemikian rupa sehingga tegak lurus terhadap bidang yang
dibentuk oleh garis sinar datang dan garis penglihatan.
D. Sifat - Sifat Gelombang Elektromagnetik
1)
Perubahan medan listrik dan medan magnet terjadi pada saat yang bersamaan.
2)
Arah medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus.
3) Kuat medan listrik dan
magnet besarnya berbanding lurus satu dengan yang lain, yaitu menurut hubungan
E = c . B.
4)
Arah perambatan gelombang elektromagnetik selalu tegak lurus arah medan
listrik dan medan magnet.
5)
Gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam ruang hampa.
6)
Gelombang elektromagnetik merambat dengan laju yang hanya bergantung pada
sifat-sifat listrik dan magnet medium.
7)
Laju rambat gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa merupakan tetapan
umum dan nilainyac = 3 x 108 m/s.
8)
Gelombang elektromagnetik adalah berupa gelombang transversal.
9)
Gelombang elektromagnetik dapat mengalami proses pemantulan, pembiasan,
polarisasi, interferensi, dan difraksi (lenturan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar