Singapura tidak hanya terkenal dengan wisata belanja atau hiburan. Ada beberapa sisi wisata lain darinya yang bisa kita lakukan, antara lain wisata sejarah, wisata alam dan dan wisata kuliner. Berikut beberapa ide aktivitas yang bisa dilakukan dan lokasi yang bisa dikunjungi.
Menjadi dekat dengan alam
Wisata alam tak identik dengan Singapura, tapi kenyataan berkata lain. Pulau Ubin terletak di bagian timur laut Singapura ini masih belum tersentuh pembangunan modern atau industri. Letaknya di Selat Singapura, dekat perbatasan dengan negara bagian Johor, Malaysia.Kembali ke alam dengan mengunjungi Pulau Ubin. Foto: Thinkstock
Seolah melepaskan diri dari hiruk-pikuk modernitas di pulau utama Singapura, kita bisa menikmati alam tropis yang sebagian besar masih berupa pepohonan alami dan menelusuri pesisir. Kita juga bisa menyewa sepeda. Sebuah resor juga baru dibangun di sini. Selain Pulau Ubin, kita juga bisa menikmati hutan tropis yang masih utuh di Bukit Timah dan Sungei Buloh, walaupun kecil tetapi tetap hijau. Anda bisa mendaki atau sekedar menikmati suasana “way away from home without leaving home”.
Menelusuri budaya Melayu
Kemegahan Mesjid Sultan dapat Anda temui di Kampong Glam. Foto: ThinkstockLittle India dan Chinatown sudah sering. Saatnya Kampong Glam! Kampong Glam adalah cikal-bakal pemukiman etnis Melayu muslim di Singapura. Hari ini, ia terdiri dari deretan bangunan tua yang direstorasi. Salah satu mesjid tertua di negara ini, Mesjid Sultan, juga ada di sini. Beberapa ruas jalan yang harus dikunjungi adalah Bussorah St. dan Haji Lane. Sedikit kendaraan yang lewat sini dan ruangnya ditata apik untuk mengakomodasi toko-toko kecil nan unik.
Berkeliling museum
Bosan dengan mal dan atraksi modern? Belajarlah menghargai sejarah dan pengetahuan dengan mengunjungi beberapa museum menarik di Singapura, antara lain Museum Nasional, Museum Peradaban Asia, Museum Peranakan, Museum Kesenian, Museum Filateli sampai Museum Mainan (Mint Museum of Toys). Ada beberapa museum lain yang juga tak kalah menarik, seperti Museum Olahraga, “The Battle Box” (sebuah museum di Fort Canning yang dulunya berfungsi sebagai pusat komando Inggris yang berada 30 kaki di bawah tanah dengan puluhan ruangan, sampai Museum Fuk Tak Chi yang mendokumentasikan sejarah imigran keturunan Tiongkok di Singapura.Menghidupkan kembali masa perang
Ada beberapa situs sejarah perang di Singapura. Salah satunya, Kranji War Memorial, adalah kompleks monumen dan makam pahlawan yang mempertahankan Singapura dari invasi Jepang ketika Perang Dunia ke-II. Ada banyak pasukan koalisi yang gugur di medan perang pada saat itu. Coba juga kunjungi The Battle Box, “bunker” komando Inggris yang terletak 30 kaki di bawah tanah dengan puluhan ruangan. Museum “Reflections at Bukit Chandu” mendokumentasikan perjuangan melawan Jepang dalam pertempuran Pasir Panjang.“Institusi” kuliner Lau Pa Sat
Singapura punya banyak pusat makanan atau jajanan, tapi yang satu ini tetap legendaris. Dibuat tahun 1894, awalnya merupakan lokasi sebuah pasar, kemudian direstorasi menjadi pujasera. Letaknya di pusat kota, di antara gedung-gedung perusahaan komersil yang menjulang tinggi. Kalau malam, pedagang di gerobak beroperasi di pinggir jalanannya.Mesin waktu kolonialisme dengan teh sore
Arsitektur unik gereja St. Andrew di tengah berkembangnya Singapura. Foto: ThinkstockBerbagai bangunan bersejarah di Singapura ada sejak zaman kolonial dengan arsitektur khas. Beberapa contohnya adalah gedung Balai Kota, gereja St. Andrew’s dan Raffles Hotel. Salah satu cara menghidupkan kembali masa itu adalah dengan menikmati teh sore (afternoon tea) di Hotel Raffles.
Sigit Adinugroho mengisi blog perjalanannya di www.ranselkecil.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar